Harga Minyak global naik pada hari Senin (14/7), didorong oleh data ekonomi Tiongkok yang solid dan antisipasi Pasar terhadap langkah terbaru AS dalam konflik Ukraina. Minyak Brent diperdagangkan di atas $71 per barel, melanjutkan reli 3% dari minggu lalu, sementara West Texas Intermediate (WTI) juga menunjukkan Penguatan moderat.
Tiongkok mencatatsurplus perdagangan tertinggi dalam sejarah, menunjukkan pabrik-pabrik mampu bertahan di tengah guncangan Tarif global. Data juga menunjukkan lonjakan impor Minyak mentah, termasuk dari Iran. Analis menilai data ini sebagai tanda permintaan energi Tiongkok tetap kuat, mendukung sentimen Pasar.
Dari sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump dijadwalkan memberikan “pernyataan penting” terkait perang Ukraina. Ia juga telah berjanji mengirim lebih banyak senjata ke Kyiv. Pasar kini menanti apakah AS akan memperbarui atau memperluas sanksi terhadap Rusia sebuah langkah yang bisa memicu potensi gangguan pasokan Minyak global.
Namun, sentimen bullish dibatasi oleh ancaman baru dari Trump terkait Tarif 30% terhadap UE dan Meksiko, yang meningkatkan kekhawatiran terhadap permintaan energi global. Retorika proteksionis dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya menekan konsumsi Minyak.
Sepanjang tahun ini, harga Minyak masih tercatat turun hampir 5%, mencerminkan tarik-menarik antara kekhawatiran pasokan dari Timur Tengah dan pelemahan permintaan global akibat perang dagang. Selain itu, pelonggaran kuota produksi OPEC+ berisiko menciptakan kelebihan pasokan di semester kedua tahun ini.
Sumber: (alg-newsmaker)
Minyak Kembali Naik! Sentimen Tiongkok Positif, Tapi Tarif AS Bayangi
